Rio Alfajri

Di hari Rabu, sebenarnya aku ada kuliah pagi di Course Perspectives and Themes of Development. Apalagi kuliah kali itu materinya agak berbeda yaitu tentang Environmental Policy. Tapi, lagi Opportunity is real. Aku harus mengorbankan kuliah pagi itu karena untuk hitchhike aku butuh berangkat pagi hari sekitar jam 9. Sementara kuliahku dimulai dari jam 10.10-11.40.

The problem of hitchhiking is the uncertainty of time getting the car. Iya, kita gak tahu pasti bisa dapat mobil untuk ditumpanginya cepat atau lama. Karena tidak mau telat ke conference aku dan Felix sepakat untuk berangkat pagi-pagi.

Oh iya, waktu itu cuacanya belum terlalu dingin karena masih peralihan dari musim panas ke musim gugur. Masih belasan derajatlah. Karena itu aku yakin gak apa nunggu agak lama juga di pinggir jalan. In a nutshell (singkat cerita), kami sampai di Ede dengan bersepeda dari Wageningen sekitar 15 menit dan langsung parkir di depan bioskop Ede. Setelah jalan sedikit, kami sampai di depan highway dan memulai aksi jempol ke atas.

Aku sempat tebak-tebakan dengan Felix kira-kira bakalan berapa lama kami dapat mobil. Karena dulu aku pernah hitchhiking gak sengaja di Thailand dulu waktu nyasa ke Sri Chiang Mai pas mau ke Vientiane, aku sangat yakin ini bakalan makan waktu yang tidak sebentar. Maklum waktu di Sri Chiang Mai, setelah nunggu satu jam baru dapat mobil yang mau mengangkut kami. Aku pun menerka ini bakalan butuh waktu sekitar 45 menit sampai 1 jam. 

Pas aku nyebutin angka ini, si Felix agak kaget. Dia bialng, "It won't take that much time Brother, I guess maybe 15 minutes or 30 minutes the longest." Awalnya aku gak percaya dan ya udah deh percaya aja waktu itu. Kayaknya dia ngelihat raut wajah gak percaya itu, makanya langsung ayo kita itung dan langsung ngeluarin stopwatch, hahaha.

Okay 5 menit pertama berlalu dan mobil-mobil lewat begitu saja. Ada juga yang melambaikan tangan tanda minta maaf. Felix pun bilang, "Tenang, what we need is only to find people who ever did hitchhiked when they were young." Masuk akal juga sih. Kalau waktu muda mereka sering bertualang pakai hitchhike, pasti ada rasa-rasa ingin menolong mereka yang butuh tumpangan juga kan. 

Eh, ternyata benar saja. Tidak lama kemudian ada mobil yang melipir ke sisi jalan. Dia membuka jendela. Felix pun mengutarakan tujuan kita mau ke Leiden. Si pengendara ternyata dua orang dan mereka berdiskusi dalam bahasa Belanda. 

"How if we drive you to De Hague Central Station? From there, it's not so far and you can continue hitchhike with other car." Kata si Ibu yang menyupiri mobil yang menurutku sudah lumayan tua itu. 

Aku dan Felix pun mengangguk diiringi dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Selama perjalanan itu kita ngobrol ngalor-ngidul tentang kuliah sampai ke kegiatan mereka yang ternyata berhubungan dengan yang Felix dan aku sebut "something about parlementer". Karena kita menjaga etika, gak bakal kita ceritain ke kalian lebih detilnya, hahaha.

Yak, more or less 1 jam akhirnya kita sampai juga di De Hague. Kita dianterin sampai tempat parkir stasiun, sungguh baik ibu dan bapaknya. Kita melihat jam dan masih pagi banget. sekitar jam 10.30 sementara Conferencenya baru akan mulai jam 1 siang. Kami pun sepakat untuk jalan-jalan dulu di kota bersejarah dulu. 

Ini sedikit gambar-gambar di De Hague:

Setelah puas menikmati kota bersejarah ini, kami melanjutkan jalan sedikit ke sisi kota. Soalnya kita gak bisa hitchhike di sembarang tempat. Jadi penting banget untuk lihat google maps di sini untuk mengetahui titik mana aja yang possible buat nyetopin mobil. Setelah jalan sekitar 15 menit (itung-itung jalan-jalan lihat cityside) kita sampai ke sebuah jalan antar kota dan mulai aksi thumbs up kedua. 

Perlu gak sih buat tulisan sebagai tanda kalau kita mau ke kota mana waktu hitchhike?

Baca Part 3-nya ya!