Rio Alfajri

Gimana kabarnya teman-teman? Udah lama ya kita tidak berjumpa. Hehehe, ini menandakan juga aku yang sudah lama tidak nulis lagi di blog ini. Ya, mungkin karena terlena dengan mengajar SBMPTN dan juga OSN kepada murid-muridku tercinta. Selain itu, aku sekarang juga sedang mengurus beberapa keperluan untuk mengurus Visa dan izin tinggal di Belanda nanti.

Oh iya, aku lupa ngasih tahu. Di artikel sebelumnya, aku kan sempat cerita kalau aku harus memilih apakah mau mengambil LPDP atau DAAD. Bagi yang belum baca bisa baca ceritanya di sini. Udah lama ya tulisan itu dibuat hehehe, jadi ingat itu buatnya pas di Bandara Husein Sastranegara pas mau ngajar di Purwodadi.

Okay, akhirnya setelah istikhoroh dan meminta saran dari orangtua khususnya mama, aku dengan tekad yang bulat memilih LPDP sebagai beasiswaku untuk S2 nanti. Karenanya aku pun memilih Master of International Development Studies (MIDS) di Wageningen University and Research (WUR) Belanda.

Di artikel pendek kali ini aku mau mengucapkan syukur yang paling dalam pada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan jalan-Nya hingga akhirnya aku bisa mendapatkan LPDP. Juga termasuk kuasa Beliau mempertemukan aku dengan orang-orang ini yang banyak sekali berperan membawaku ke titik ini.

Terima kasih sekali kepada Mama dan Papap, yang sudah mau mempercayaiku untuk melanjutkan studi kembali di negeri yang jauh. Doa restu mereka berdualah yang selalu membuatku semangat dalam menghadapi berbagai rintangan tes LPDP. Kemudian juga terima kasih untuk Dompet Dhuafa khususnya pada Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa). Di Baktinusa inilah aku dipertemukan dengan orang-orang yang selalu memberikan semangat untukku melanjutkan kuliah lagi. Terkhusus untuk Ines dan Mahdi rekan seperjuangan yang sudah lebih dahulu berangkat, aku siap menyusul kalian. Baktinusa ini juga yang membuatku bisa mengikuti tes IELTS dengan gratis tapi dengan syarat. Eits, tapi syaratnya ini justru yang membuatku semangat mempersiapkan diri menghadapi tesnya di tengah kesibukan menjadi Manajer Rumah Kepemimpinan.

Ya, aku bisa tes IELTS gratis asalkan aku bisa memenuhi nilai overall 6,5. Apabila gagal aku diwajibkan untuk mengembalikan uang tesnya. Alhamdulillah, karena syarat ini jugalah aku belajar dengan giat dan membuatku berhasil meraih skor yang cukup untuk mendaftar kampus dan beasiswa LPDP dan DAAD.

Oits. Ngomongin tentang IELTS nih, karena waktu itu aku sambil kerja mempersiapkan dirinya, akhirnya aku mencuri-curi waktu untuk belajar dan mempersiapkan diri. Terima kasih kepada adik-adik Prabu (Asrama Rumah Kepemimpinan Angkatan 8 Bandung) yang telah membantuku menyiapkan tes IELTS-nya. Khususnya Galih, Rizal, dan Royyan yang tiada jemu menjadi partner berlatih speaking. Juga Hamzahfu sang Suhu IELTS 8,5 yang mengajariku Writing Skill. Juga Hanif Arrazi yang mengantarku menjemput surat rekomendasi ini.

Aku juga mau ngucapin terima kasih untuk Pak Chatib Basri, Pak Widya, dan Prof. Yanyan. Mereka bertigalah yang mau memberikan surat rekomendasi khusus di tengah bulan Ramadhan yang penuh berkah. Terima kasih banyak ya Bapak semua.Khususnya Pak Widya yang juga mengajakku secara khusus untuk ikut DAAD Helmut-Schmidt Program.

Rekan-rekan di Bimbingan Belajar Nurul Fikri. Ada Pak Yaya dan Pak Rusli yang membuatkan surat izin dan surat keterangan bekerja. Meskipun sedih sekali harus meninggalkan aktivitas mengajar di NF, tapi di sinilah aku ditempa salah satunya. Terima kasih juga atas doa semua murid-muridku atau aku lebih senang menyebutnya sebagai rekan belajarku. 

Dan semua orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Intinya teman-teman, keberhasilan ini bukan milikku seorang. Ada doa Mama dan Papa di dalamnya, juga ada peran-peran besar orang sekitar yang aku yakin sudah Allah gariskan untuk bertemu denganku dan hadir untuk membantuku. Bagi kalian yang sedang berjuang sekarang, yakinlah bahwa kalian tidak sendiri. 

Selalulah berjuang bersama Allah, Insya Allah Allah akan mengerahkan semesta untuk membantumu.