Pages

Krisis Rakhine : Pernyataan Resmi Suu Kyi Akhirnya Keluar

Artikel telah dipublikasikan di UC News, Baca Lengkap di Sini

Suu Kyi saat Menerima Nobel Prize (sumber: www.nobelprize.org)

Yangon, Rabu, 6 September 2017 - Beberapa dunia teralihkan pandangannya ke Asia Tenggara khususnya ke negara Myanmar. Wilayah Asia memang mengambil perhatian lebih masyarakat dunia baru-baru ini. Ini dikarenakan ada beberapa krisis yang terjadi. Tidak main-main krisis-krisis ini bisa berdampak buruk bagi krisis kemanusiaan global.
Isu pertama adalah tentang uji coba Misil Korea Utara yang membuat Jepang dan negara sekitarnya ketar-ketir. Banyak negara yang mengecam tindakan Korea Utara ini. Namun, Korea Utara tetap bergeming. Apabila tak kunjung selesai krisis ini bisa berakibat perang yang tentu akan merugikan berbagai aspek di dunia. Banyak bursa saham yang kemudian rontok akibat adanya kekhawatiran konflik ini akan terus berlangsung.
Membarengi berita Korea Utara yang semakin agresif dalam uji coba senjatanya, Myanmar pun ikut menyita perhatian dunia dengan aksinya yang menimpa warga Rohingya di negara bagian Rakhine. Kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh militer Myanmar mulai membuka mata dunia dan negara-negara pun ikut melancarkan protes kepada salah satu negara anggota ASEAN ini. Tidak ketinggalan, Indonesia pun, melalui Presiden Joko Widodo telah menyatakan sikapnya atas konflik Rakhine ini.
Meskipun merupakan konflik dalam negeri tidak menutup kemungkinan banyak negara yang juga perhatian terhadap kejadian ini. Ini dikarenakan ada dampak-dampak internasional lain yang bisa timbul. Salah satunya pengungsian internasional (International Refugees). setelah terjadi gelombang serangan di Rakhine, masyarakat berbondong-bondong mulai mengungsi Banglades mulai akhir Agustus lalu. Ketegangan antar Banglades dan Myanmar pun sempat terjadi setelah Pemerintah Banglades memanggil Duta Besar Myanmar untuk Banglades.
Seperti dilansir oleh Kompas (7 September 2017), Pemerintah Banglades memanggil Duta Besar Myanmar dengan tujuan untuk memprotes laporan bahwa militer Myanmar memasang ranjau di dekat perbatasan setelah terdengar suara sejumlah ledakan. Tentu ini semakin memperkeruh suasana di mana seharusnya pengungsi internasional itu dilindungi juga oleh Hukum Internasional.
Di tengah hiruk-pikuk berita konflik di Rakhina, pernyataan Menteri Luar Negeri yang juga sekaligus Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, sangat ditunggu masyarakat internasional. Namun, penerima nobel perdamaian tahun 1991, ini memilih diam dalam jangka waktu yang lama. Akhirnya sikap diam ini luluh juga setelah kemarin, Rabu (6/9), Suu Kyi mengeluarkan pernyataan soal kondisi yang menimpa warga Rohingya di Rakhine.
Kompas melansir bahwa pernyataan resmi Suu Kyi ini disampaikan secara tertulis Kemlu Myanmar lewat laman Facebook-nya. Suu Kyi menyatakan, Pemerintah Myanmar telah berupaya mempertahankan semua warga Rakhine sebaik mungkin. Dengan kata lain, otoritas Myamnar berupaya agar warga setempat tidak perlu mengungsi, bahkan keluar dari Myanmar. Dia juga mengecam adanya disinformasi yang menurutnya merusak hubungan antarnegara. Salah satu yang dikecamnya adalah foto yang tidak sesuai yang diunggah oleh Wakil Perdana Menteri Turki, Mahmet Simsek. Namun, di luar kecamannya itu, Suu Kyi tidak membahas arus pengungsi Rohingya ke Banglades yang menurut perkiraan PBB telah mencapai 146.000 orang (Dyah Ratna, Republikas, 7 September 2017). Bagaimana menurut pendapat kalian semua dengan pernyataan Suu Kyi ini?

Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :