Tanggung jawab ini merupakan implikasi dari jenjang pendidikan yang paling tinggi pada tingkat ini. Kampus, tempat pendidikan tinggi terselenggara, juga menjadi mitra pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Kontribusi keilmuan dari masyarakat kampus inilah yang diharapkan dapat meningkatkan akselerasi pembangunan di Indonesia.
Untuk mewujudkan kontribusi ini, perguruan tinggi memiliki landasan dasar yang harus dipegang oleh masyarakatnya. Landasan ini terdiri atas tiga kegiatan yang harus didermakan oleh mereka atau biasa disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seringkali lembaga kemahasiswaan kehilangan arah dalam melangkah untuk mencapai visi-misinya. Padahal, peran mereka sebagai penggerak Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat penting dan masih sangat relevan hingga dewasa ini.
Jika diibaratkan dalam kehidupan makhluk hidup, lembaga kemahasiswaan merupakan nafas yang selalu menggerakkan aktivitas mahasiswa dan warga kampus lainnya dalam pendidikan, penelitian, ataupun pengabdian masyarakat. Untuk pengabdian masyarakat, tidak dapat dimungkiri lembaga kemahasiswaan tidak pernah mengesampingkannya.
Departemen yang terkait dalam hal ini biasanya departemen pengabdian kepada masyarakat, departemen sosial, dan sejenisnya. Dalam menjalankan program ini, lembaga kemahasiswaan sering bekerja sama dengan warga kampus lainnya. Pihak dosen sering diundang menjadi pembicara dalam kajian pendidikan, persiapan penelitian, bahkan hingga pengabdian masyarakat. Hal inilah yang membuat lembaga kemahasiswaan menjadi poros dalam pelaksanaan prinsip Tri Dharma.
Dari uraian di atas, seharusnya keberadaan lembaga kemahasiswaan dapat membawa manfaat yang sangat baik bagi perguruan tinggi. Namun, hal tersebut harus dibarengi oleh manajemen lembaga yang baik juga kesadaran dalam melakukan pergerakan dan berkegiatan. Perlu dicatat bahwa lembaga kemahasiswaan bukanlah event organizer yang bertugas menjalankan event dengan bayaran.
Lebih dari itu, mahasiswa mengusung nilai yang sangat terhormat dari pendidikan tinggi. Kemampuan manajemen lembaga yang baik akan memudahkan lembaga untuk berjalan dan menghindarkan dari gerakan serampangan tanpa arah tujuan yang jelas sehingga nafas gerakan itu bisa tetap terjaga.
RIO ALFAJRI
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIPUniversitas Padjadjaran
Artikel ini Dipublikasikan di Koran Sindo 13 Februari 2016 (Dapat Diakses di http://www.koran-sindo.com/news.php?r=1&n=6&date=2016-02-13)
No comments:
Post a Comment
Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :