Tema
: Menjadi muslim yang profesional dan prestatif
Pemateri
kali ini yang hadir adalah Bapak Umar Khayyam yang merupakan Dosen Teknik
Elektronika ITB dan Pembina Masjid Salman ITB. Ternyata Beliau rumahnya sangat
dekat dengan asrama PPSDMS Regional II Bandung. Bahkan Beliau juga sering
sholat berjamaah bersama di masjid yang sama dengan kita. Bahkan kita sering
bertemu saat Sholat Shubuh. Dulu di lingkungan kita ada sebuah rumah pembinaan
juga bernama Rumah Visi Salman. Namun, ketika Rumah Visi pindah, justru asrama PPSDMS yang
pindah ke sini.
Bapak
Umar memulai dengan Q.S. Al-Dzariyat ayat 156 yang berbunyi, “Tidaklah aku
ciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaku.” Ayat ini harusnya
menjadi pengingat bagi kita bahwa apapun yang kita kerjakan harusnya adalah
untuk beribadah kepada Allah. Jangan sampai kita terlena dengan kehidupan dunia.
Firman Allah berikutnya yang perlu dicermati adalah Q.S. Al-Anfal ayat 60. Ayat ini mengajarkan adab-adab peperangan juga
bagaimana kita diperintahkan oleh Allah untuk membangun kekuatan (pembangunan manusia) untuk
mewujudkan perintah Allah guna memakmurkan bumi. Kaitannya adalah dengan tugas
kita untuk memakmurkan bumi Allah ini.
“Dan persiapkanlah dengan segala
kemampuan untuk menhadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari
pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).”
Proses
pembangunan manusia ini juga dilakukan oleh Rasulullah saat di Arab. Beliau
membangun dan membina dimulai dari lingkup terkecil yaitu dengan membina
keluarga ke keluarga. Kedatangan Islam membuat masyarakat Arab Jahiliyyah
menjadi lebih terang benderang dalam waktu 21 tahun (13 tahun waktu dakwah
ditambah 8 tahun). Dengan kearifan di kala Rasulullah, Arab tumbuh menjadi negara
yang arif dan dapat mencerahkan lingkungannya. Bahkan Islam menjadi kekuatan
yang menyaingi Romawi Kuno dan Persia.
Contoh
saat perang Mu’tah, perang melawan Romawi. Padahal waktu itu yang memimpin
perangnya bukan Rasulullah langsung. Namun, Alhamdulillah saat perang itu Islam
bisa menang dengan kesatuannya. Setelah itu bahkan ada perang berikutnya yang
diawali dari keinginan Romawi untuk menyerang Islam. Kali ini berbeda,
Rasulullah sendiri yang memimpin pasukannya. Melihat kesatuan dan kerapatan barisan Muslim ini Romawi takut dan
kembali tidak jadi menyerang.
Janji Allah
Terkait
dengan keberhasilan kaum muslim ini kita harus ingat kembali bahwa Allah telah
berjanji dalam Q.S. An-Nur ayat 55. Yang bunyinya,
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutan--Ku dengan sesuatu pun. Tetapi, barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
Kita
harus memahami bahwa ketika kita hanya berniat untuk beribadah pada Allah Insya
Allah, Allah akan memberikan janjinya itu. Jika dikaitkan dengan keadaan
Indonesia sekarang, perlu diyakini bahwa kita tidak boleh pesimis. Sebenarnya
kita sedang berada dalam krisis keimanan. Refleksi kita harus lihat bagaimana
keadaan sholat Shubuh di masjid warga Indonesia sekarang, bagaimana sholat
malam kita, bagaimana kondisi ibadah maghdah kita lainnya. Inilah yang
seharusnya kita tingkatkan untuk menghilangkan krisis keimananan.
Sebesar-besarnya krisis yang sedang kita alami sekarang.
Ketika
itu sudah kita lakukan, Allah sendiri yang akan membukakan jalan bagi kita kaum
muslim. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan terkait ini. Pertama adalah
sholat. Sholat merupakan perintah yang Allah berikan langsung kepada Rasulullah
dalam perisitwia Isra’ Mi’raj. Ini menunjukkan betapa pentingnya sholat itu
bagi kita. Ingat Firman Allah SWT, “Sholat dapat mencegah dari perbuatan keji
dan munkar.” Perlu diingat juga bahwa sholat adalah amal pertama yang akan
dihisab.
Namun,
ketika kita masih melihat banyak orang Indonesia yang kurang baik tabiatnya
berarti banyak yang sholat kita belum baik. Kita harus belajar khusyu’ karena
itu firman Allah. Jangan sampai sholat kita kosong. Harus perlu penghayatan
dalam setiap sholat kita. Keeutamaan sholat itu sangat luar biasa dan kita
hanya akan mendapat pahala sebatas yang kita hayati.
“Makin konsenterasi kita dalam
sholat, kita akan semakin peka dengan yang lain.”
Kita
mohon pada Allah agar kita dikaruniakan sholat yang khusyu’. Insya Allah ini
akan berimbas pada fokus kita, Ingat fokus sangat penting lho. Lensa yang fokus
dapat melelehkan emas yang sangat kuat sekalipun.
Hal
kedua yang bisa kita lakukan berikutnya adalah Berdoa. Doa ini adalah senjata seorang Muslim yang paling kuat.
Secara psikologis doa dapat membuat kita sebagai seorang muslim tidak pernah
berhenti berusaha. Karena setelah berusaha kita seorang muslim punya wadah
untuk memohon kepada Sang Pemiliki Dunia Ini. Bukankah bagi Allah sangat kecil
perkara yang sedang kita hadapi. Tentu sangat banyak momen yang tepat untuk
diijabahnya doa. Namun bukankah kita bisa berdoa sambal menunggu angkot, kelas,
dan saat menunggu perhitungan suara misalnya.
“Dan juga ingat doa itu menunjukkan
penghambaan diri kita pada Allah.”
Untuk
pengembangan diri, dua itu saja sudah cukup. Nah, ketika sudah yakin untuk
melangkah ke arah berikutnya fokus kita berikutnya adalah bagaimana kita dapat membangun tim. Ingat konsep ketujuh dalam 7th Habits?
No comments:
Post a Comment
Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :