Bang Tere mengatakan, "Jauh kali kamu sekolah ke Bandung, di Palembang saja kenapa?" Saat saya bilang saya dari Palembang. "Abang sendiri." Tetapi, untunglah bagi siapa-siapa yang melangkahkan kaki ke luar. Saya belum mengerti apa maksudnya, sampai tadi pagi saya melihat tulisan Bang Tere lagi.
"Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel di pundak, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke desa lain, dari satu lembah ke lembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasaan setempat, naik turun angkutan umum, menumpang menginap di rumah-rumah, selasar masjid, penginapan murah meriah, nongkrong di pasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut.
Maka, semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur."
*Tere Liye
Dari kalimat ini semoga kita, pemuda, terus bersemangat dan pantang menyerah. Dunia semu boleh untuk bertemu, namun dunia nyatalah tempat untuk belajar banyak hal. Suka risih dengan kalimat, "Sudah googling saja." Sedang berusah menghindarinya.
No comments:
Post a Comment
Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :