Pages

Tulis 2. Langkah dalam Pelarian




Minggu pagi yang indah ini sangat tidak terasa untukku kala itu. Kakiku berlari menuju Arboretum UNPAD dengan semangat seraya tak mau kalah dengan hatiku yang juga berlari ke arah impianku. Secepat apapun aku berlari ternyata aku tetap datang terlambat ke Arboretum. Sekelompok remaja yang memiliki tujuan, setidaknya begitu hemat saya, sedang berkumpul mendengarkan sosok berbadan besar di depan mereka. Kawan, aku pun berlari karena ingin bergabung dengan mereka. Aku terduduk di belakang barisan, ya risiko apabila terlambat. Samar-samar aku mendengar bahwa sosok yang sedang berbicara di depan adalah Hendra Veejay. Kang Hendra bercerita seru mengenai novelnya "Suwung". Tidak main-main, perjalanan novel ini untuk bisa dinikmati masyarakat menghabiskan waktu 6 tahun. Ya, meskipun tidak semua buku yang ditulis lama menghasilkan hasil yang baik. Tetapi, Kang Hendra dengan arif menceritakan jalan panjang dilalui Suwung. Jatuh-bangun, edit sana-sini, menulis ulang cerita karena latar awalnya kurang pas, dan jalan berliku lain dilalui oleh Suwung. Kawan penulis tidak pernah malas untuk menulis bukan?

Setelah mengakhiri pembicaraan mengenai Suwung, Kang Hendra membuka obrolan mengenai menulis kreatif. "Uang, kalau kalian menulis kalian akan dapat uang." Kang Hendra berceloteh sambil tertawa. Menulis sebuah novel yang baik dan disukai akan membuatmu memiliki uang yang banyak. "Lima Jutaaa.." Kang Hendra kembali bercanda. Tetapi, menurut hemat saya menulis tak melulu mengenai uang, uang boleh menjadi tujuan di bawah nomor satu. Hal tersebut untuk menjadi motivasi tersendiri bagi kita untuk menulis secara produktif. Kang Hendra sudah menerbitkan tiga buku, dan salah satu bukunya ia selesaikan dalam waktu 4 bulan, judulnya "Negeri 5 Bahlul" genrenya komedi.

Kang Hendra melanjutkan untuk menjadi penulis yang berhasil menelurkan karya kita harus mengalahkan penyakit yang akan dialami penulis. Penyakit tersebut yaitu :
1. Sulit menemukan ide.
2. Kesulitan mengawali cerita setelah ide ditemukan.
3. Kalau penyakit kedua berhasil diatasi, muncul penyakit ketiga yaitu "macet saat menulis".
4. Apabila macet teratasi, biasanya penulis tidak sabar untuk mengakhiri cerita sehinga akhirnya klise dan tidak jelas.
5. Kalau kita sudah memiliki rasa sabar dalam menyelesaikannya dan akhirnya selesai dengan kesabaran tersebut, muncul penyakit berikutnya yaitu bingung mau dikemanakan karya kita ini.
6. Jika sudah menemukan tujuan karya ini, maka penyakit penulis yang paling umum muncul yaitu tidak sabar dalam menunggu.

Kang Hendra benar-benar tahu apa yang sedang dialami oleh saya. Kawan, uniknya saya memahami bagaimana menyelesaikan penyakit-penyakit itu dalam perjalanan kaki saya ini. Menulis bukan teori, mungkin ada, tetapi pasti tidak akan lebih banyak daripada praktiknya.



Keep Hamasah!!! Hamasah apa ya? Kemarin saat mengikuti UAS Mentoring Agama Islam saya  mendapat ilmu baru kalau Hamasah artinya semangat. Hamasah until die!!!

Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :