Menulis
adalah suatu perang bagi saya. Jika menulis selesai maka ide-ide bisa
disampaikan dengan baik. Lawan utama dalam perang ini tentu saja egoism diri
dan kemalasan yang selalu dihadirkan oleh setan. Kelihatan kan bahwa menulis adalah kegiatan yang baik. Setan selalu
mengganggu manusia saat mereka melakukan kegiatan yang baik. Kalau menulis
bukanlah kegiatan baik, pastilah tidak akan ada musuh saya dalam perang ini.
Dalam perang ini, saya menjadi prajurit sederhana yang harus menyiapkan segala
keperluan perang termasuk senjata yang dibutuhkan. Setelah semua siap, saya
siap berperang.
Perang
ini akan selesai jika tulisan saya sudah selesai. Seperti halnya Perang Badar,
perang menulis juga akan menghasilkan sesuatu. Sesuatu yang baik bagi orang
lain. Dengan menulis saya berharap dapat menginspirasi orang-orang yang membaca
tulisan saya. Dengan menulis juga saya berharap dapat memberikan semangat baru
bagi pembaca tulisan saya. Perlu dicermati, terutama oleh saya, menulis
bukanlah untuk diri sendiri. Menulis adalah mencoba menjadi pembaca. Ya,
menjadi pembaca.
Pagi
itu, Minggu yang cerah. Saya datang ke kegiatan temu penulis pertama yang
diadakan Forum Lingkar Pena Jatinangor. Agenda pagi itu, kami akan bertemu
dengan Pak Irfan Hidayatullah, pengaran Novel “Sang Pemusar Gelombang”. Beliau
adalah ketua FLP Pusat Dunia yang berjenis kelamin laki-laki pertama. Dahulu
sempat ada, plesetan bahwa FLP adalah singkatan dari Forum Lingkar Perempua.
Ya, karena kebanyakan anggota FLP adalah wanita. Mengapa dunia? Saya
mendapatkan pencerahan baru ternyata di Hong Kong juga ada FLP. Pak Irfan
pernah mengadakan acara temu penulis di Hong Kong di Victoria Park. Di sana
asisten-asisten rumah tangga asal Indonesia yang datang dan semangat ingin
menjadi penulis. Saya tidak boleh kalah dengan semangat mereka.
Kembali
hari itu saya menerima nasihat yang baik, “jangan pernah menhadi penulis yang
tidak membaca!” Seorang penulis adalah pembaca yang rajin. Kami, penulis, harus
sering membaca buku. Membaca buku adalah pintu bagi penulis untuk menulis
dengan baik.Saya jadi teringat saat Iwan Setyawan, pengarang novel 9 summer 10
autumns, menasihati saya untuk keep
reading, keep writing!
Doakan
ya sahabat agar kami bisa menjadi penulis yang baik. Aamiin Ya Rabbal Alamin!
^_^
aamiin allahumma aamiin, doakan saya juga, manjadi penulis progesional hehe :D ,tahap merangkak agar bisa berjalan tegap ^_^
ReplyDeleteAamiin Ya Rabbal Alamin, semoga kita diberi yang terbaik oleh Allah. ^^
ReplyDelete