Pages

17 November, 2014

Sukses pada Kehidupan Pasca Kampus

Ternyata Pak Brian saat sedang mengunjungi Asrama PPSDMS Regional II Bandung sedang melakukan kultwit tentang kenaikan harga BBM. Ya, malam itu memang sedang hangat-hangatnya tentang kenaikan harga BBM. Menurut Beliau seharusnya untuk menyelesaikan masalah BBM ini, umumnya energi, caranya tidak dengan menaikkan harga BBM. Itu karena dengan menaikkan BBM justru kita hanya memindahkan masalah dari pemerintah ke masyarakat.
Lantas banyak yang bertanya, apa sih solusinya kalau begitu? Ternyata Beliau memiliki dua solusi yang sangat solutif. Pertama adalah dengan memfokuskan pembangunan di bidang transportasi publik. Kedua adalah menghentikan proyek pembangunan tol. Karena pembangunan tol itu justru pro terhadap private transportation.
Beliau juga membawa contoh dari Jepang. Oh iya, Beliau dulu kuliah di Jepang selama 6 tahun. Baru saja Beliau kembali lagi ke Jepang, tepatnya Nagoya. Bensin memang sudah naik karena di Jepang itu harganya dilepas ke masyarakat. Tetapi harga BBM yang naik sama sekali tidak memengaruhi harga onigiri, hehehe.
Yuk ah kembali ke laptop. Sekarang kita akan bahas Dialog Paska Kampus. Paska Kampus ini sangat penting karena berkaitan dengan hadits yang menjelaskan tentang sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat. Manfaat ini terkait lho dengan karya-karya bermanfaat yang kita telurkan. Karya inilah yang membuat seseorang dikenang orang bahkan lebih lama dari usia hidup biologisnya.
Mengapa semakin banyak karya semakin baik dia sebagai manusia? Ya itu karena meskipun kita meninggal, pahalanya akan terus mengalir dan mengalir. IDahsyat kan Boy, hehehe. Red). Kita punya contoh yang jelas lho, kita memiliki Rasulullah dan para sahabatnya. Mereka hidup ribuan tahun sebelum kita, tetapi karyanya dan mereka selalu kita kenang dan bahas sekarang.
Pengaruh dan manfaat ini bukan hanya untuk dunia. Sekali-kali bukan untuk dunia saja. Yang paling penting adalah manfaatnya untuk akhirat. Nah sudah siap kan teman-teman untuk menjadi manusia yang semakin dahsyat?
Kehidupan paska kampus adalah salah satu penentunya. Siapa yang berhasil menyiapkan paska kampus dengan baik, dialah yang akan bersinar dalam karyanya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan di paska kampus. Pertama adalah kualitas kecerdasan. Untuk meningkatkan kecerdasan ini ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, membaca. Membaca ini adalah ajang kita untuk meraih sebanyak-banyaknya referensi. Kedua adalah dengan menulis. Ini adalah tingkatan berikutnya dari membaca dan akan melatih kita untuk sistematis dalam berpikir. Ketiga adalah dengan sering berdiskusi dan berdebat. Dengan diskusi ini dapat melatih kita untuk tajam dalam berpikir. Ketika kita sudah mampu menguasai ini, Insya Allah kita akan memimpin dalam dunia paska kampus.
Kapasitas kedua yang menentukan keberhasilan ini adalah kapasitas sosial. Masalah mahasiswa sekarang adalah kecerdasan sosial yang masih kurang dan membuat mereka kurang matang. Caranya bagaimana agar kita matang dalam kecerdasan sosial? Ya, caranya adalah dengan terlibat aktif dan berinteraksi.
“Karena kecerdasan sosial ini adalah masalah interaksi.”
Tuh kan, tidak cukup dengan training kepemimpinan semata. Tidak berhenti sampai di situ. Keterlibatan adalah kunci sukses seseorang untuk menjadi cerdas dan matang dalam kehidupan sosial.
“Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu me-manage segala masalah dengan baik.”
Jadi ketika kita mampu menghandle PKM yang banyak, penelitian yang banyak, usaha yang banyak, dengan baik itu adalah kunci sukses kita dalam meningkatkan kualitas diri. (Ayo kita buat PKM yang baik dan banyak, hehehe.)
Yang ketiga adalah kecerdasan spiritual dan networking. Alhamdulillah dengan PPSDMS dan Universtas kita, kita sudah sangat terbantu. Hmmh, ketika kita sudah memiliki keempatnya, cerdas dalam akademik, jiwa sosial yang tinggi, kepemimpinan yang baik, dan kita sholeh, dahsyatlah itu. Just the matter of time guys!
Pak Brian setelah kuliah langsung menjadi mandiri. Beliau tinggal di Asrama Salman dan mencari kerja. Semua aktivitas itu, Beliau lalui dengan enjoy. Dan Alhamdulillah, Beliau bisa pergi ke Jepang setelah menjadi asisten dosen selama satu tahun. Dalam meraih gelar S2-nya Beliau mendapat beasiswa, tetapi setelah lulus Beliau memutuskan untuk kuliah S3. Waktu itu Beliau tidak mendapat beasiswa sehingga Beliau harus bekerjaparuh waktu di tengah kesibukkannya.
Ada sedikit cerita tentang paruh waktu di Jepang. Di Jepang ada ramen yang dingin dan Beliau merasakan kerja di sana. Bahkan beliau juga menjaga toko Seven Eleven juga lho. Tiada hentinya Beliau bekerja untuk membiayai pendidikannya. Bahkan Beliau sempat mengalami perampokan di Jepang saat menjaga toko. Hmmh, ternyata kalau kita banyak bekerja akan banyak pengalaman juga yang kita dapatkan.
“Jika kita bekerja keras dan kita minta pada Allah dengan baik, semuanya yang kita mohon akan berhasil kita dapatkan karena diberikan Allah “ Ingat Allah itu Maha Pengasih, kalau Anda punya mimpi, pegang mimpi itu erat-erat kasih tahu.

Terakhir -> “Jangan Pernah Berhenti Bekerja! Jangan Pernah Berhenti Bekerja. Jangan Pernah Berhenti Bekerja!”

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :