
Beberapa hari yang lalu, sebuah grup Line Aktivis 48, mendadak ramai. Waktu itu sebenarnya aku belum terlalu tertarik untuk melihat karena capek banget baru balik dari Nangor. Sedikit merebahkan diri di sofa asrama, aku berbincang dengan Awan, salah satu mahasiswa Fisika. Di sela-sela percakapan aku mendapat PM (Private Message) dari Tiara. Dia ini anak ITB yang tergabung bersamaku di Beasiswa Aktivis Nusantara angkatan 6. Aku pun mengeceknya dan sedikit terkejut dengan pertanyaannya.
Kira-kira dia tanya kayak gini, "Kak, aku salah ya tanya tentang pedofil?"
Karena bingung aku pun bertanya, maksudnya apa. Karena kok tiba-tiba nanya gitu. Pas aku tanya, eh dia bilang, "Coba cek grup Aktivis Kak."
Weleh, pantesan ramai. Aku pun mulai membuka dan membacanya.
Sedikit kaget ternyata yang sedang dibahas adalah tentang kasus pedofilia. Ya, kasus penyimpangan orientasi seksual kepada anak-anak. Diawali dengan sebuah postingan di Line yang menunjukkan adanya sebuah grup yang berisi orang-orang yang kemungkinan pedofil. Belum sampai di sana, setelah aku membaca beberapa screenshot postingannya, aku semakin ngeri. Betapa tidak di grup itu, mereka dengan vulgar berbicara tindakan perkosaan, strategi menarik anak-anak, dan sebagainya. Pokoknya menjijikan dan mau muntah. Berkali-kali istighfar terucap.
Kemudian aku mulai membaca diskusi di kolom komentar dan mencengangkannya ada orang-orang yang membela tindakan ini. Come on, tindakan mereka itu insane. Menjebak. Bahkan di grup yang isinya hampir 7000 orang ini, mereka dengan tidak malu-malu berbagi strategi. Strategi apa? Strategi untuk menjebak anak-anak. Huft, dan masih ada yang berpikir ini adalah tindakan wajar, atas nama cinta?
Tapi, tunggu, bukankah ini adalah sebuah peringatan yang nyata bagi kita calon orangtua? Dunia ini semakin keras. Tidak terbayang bagi saya yang belum menikah dan teman-teman yang saya ajak diskusi bagaimana ganasnya dunia kita nanti. Dari hasil diskusi kemarin, kita mulai mencoba menyepakati untuk terus peduli pada perkembangan, lingkungan, teman-teman, dan segala hal yang berhubungan dengan anak-anak kita nanti. Bahkan ada juga yang dengan semangat berkata, "Kita harus belajar tentang parenting Guyss!!!"
Iya, berkeluarga memang tidak semudah itu. Mengantarkan keluarga kita menjadi keluarga yang Rabbani haruslah menjadi cita-cita bersama. Mengantarkan anak perempuan dan laki-laki kita ke gerbang kesuksesan dunia dan akhirat juga. Bagi anak yang laki-laki kita ajarkan bagaimana caranya menghormati lingkungannya, bersikap wajar ketika menyukai lawan jenis, dan sebagainya. Bagi anak perempuan terus kita ajarkan untuk menjaga kehormatannya, membela dirinya, dan menjadi pribadi yang kuat. Semua harus seimbang.
Untuk menutup tulisan kali ini, mari kita cermati hadits berikut:
Dari Aisyah Radiyallahu'anha ,
“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)
Dan dari Anas Bin Malik Radiyallahu'anhu
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
No comments:
Post a Comment
Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :