Rio Alfajri

Iya, hanya beda tanda tanya dan tanda titik saja.

Setiap yang kita lihat dan alami atau bahkan pikirkan bisa menjadi buah ide kreatif kita. Bisa dari pengalaman sehari-hari, kejadian unik, pengalaman orang, hasil bacaan, riset, dan lain sebagainya.

Pssst, saya beri tahu satu rahasia lain. Tidak semua orang bisa menyadari bahwa di depannya sekarang sedang ada ide bernilai berlian. Tidak semua. Orang seperti itu langkanya luar biasa.

Orang macam apa itu? Ya, mereka adalah orang-orang yang mampu melihat hikmah dari setiap kejadian dan berpikir lebih dalam tentang sebuah kejadian.

Ambil contoh ide tentang gaya gravitasi. Jatuhnya buah apel di kepala Newton, tidak hanya dianggapnya sebagai sebuah kejadian biasa. Dia mempertanyakan, "Kenapa? Kenapa buah ini bisa jatuh?" Akhirnya dia berkontempelasi dan melakukan penelitian lebih lanjut dan menghasilkan konsep gravitasi yang sangat berkembang di dunia pengetahuan sekarang terutama bidang Fisika.

Lantas apakah hanya Newton yang pernah melihat apel atau buah yang lain jatuh dari pohonnya? Saya rasa tidak. Tapi dialah yang mau berpikir lebih dalam dan melihat dari sisi yang berbeda.

Nah, untuk mengaktifkan sensor-sensor ini (kalau kata Kakak Mentor saya di PPSDMS sih sensor-sensor kebaikan), salah satunya adalah dengan mengasah simpati dan empati kita. Cara terbaik untuk mengasah dua hal tersebut adalah dengan mendekatkan diri pada Allah SWT. Dengan semakin banyak "membaca" ayat-Nya, akan semakin terlatih kita untuk melepaskan pandangan kaca mata kuda kita. Sensor kita akan cenderung lebih peka lagi dalam melihat keadaan sekeliling.

Sedang belajar ke arah sana.