Pages

Tua-Tua Produktif

Program: Dialog Tokoh Virtual
Hitam Putih
Tanggal: 17 Desember 2014
Tema: Tua-Tua Produktif

Pada kesempatan Dialog Tokoh Virtual kali ini, PPSDMS Regional II Bandung belajar dari acara Hitam Putih. Tema kali ini adalah mengenai Pejuang Lingkungan. Tamu yang diundang adalah Pak Sariban yang menjadi Pejuang Lingkungan yang Nyentrik di Bandung. Beliau setiap hari menyuarakan tentang kebersihan lingkungan di tengah hiruk pikuk kota Bandung. Pak Sariban bekerja tanpa perlu dibayar karena dasar Beliau bekerja adalah kecintaannya terhadap lingkungan yang bersih.
Dengan sepedanya yang khas, Beliau berjuang untuk membersihkan lingkungan kota Bandung. Pak Sariban melakukan banyak aktivitas mulai dari menyapu, memungut sampah, hingga mencabut paku yang menempel di pohon. Beliau berkata, “Kalau pohon dipaku sebenarnya dia merasakan sakit, tetapi dia tidak bisa menjerit. Padahal dia merasakan sakit lho?”
Pertanyaan muncul sebenarnya kenapa Pak Sariban mau menjadi relawan? Ternyata niat Beliau dilatarbelakangi oleh keyakinannya kepada ridho Allah SWT yang telah menciptakan bumi dan isinya ini. Beliau melakukannya dengan ikhlas bahkan sejak Beliau sudah bekerja di rumah sakit tahun 1980-an. Hmmh, bahkan Beliau sempat dikatakan orang gila oleh orang-orang yang ditemuinya di jalan.
Tetapi Beliau menjawab, “Alhamdulillah, ya benar saya orang gila! Tapi gila kerja!!!”
Kemudian Deddy bertanya, “Kenapa Bapak tidak istirahat saja di rumah?” Pak Sariban lalu menjawab hal ini dia lakukan karena dia tidak mau merepotkan anak-anak muda. “Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?” Ungkap Beliau dengan tegas.
Wah ternyata Hitam Putih kali ini juga kedatangan orangtua lain yang luar biasa. Dia adalah Pak Tarno. Di awal kemunculannya selain bermain sulap Pak Tarno juga memberanikan diri untuk mempromosikan albumnya juga. Pak Tarno ini adalah orangtua nyentrik yang masih produktif hingga saat ini.
Melihat penampilan Pak Tarno yang nyentrik timbul pertanyaan berapakah uang yang harus dikeluarkan Beliau untuk membeli bajunya. Ternyata tidak terlalu mahal hanya 100.000-200.000. Bahkan untuk jasnya pun dia masih memodifikasinya dengan jahitan tangannya sendiri. Luar biasa bukan??? (Dahsyat, Red).
Pak Tarno juga sekarang membuka bisnis kuliner. Makanan yang dia jual adalah fried chicken. Nama rumah makannya adalah Tarno Fried Chicken (TFC). Wuih, di tengah kesibukannya bermain sulap, eksis di TV, membuat album, Beliau masih sempat merintis usahanya itu dengan bantuan orang yang bekerja padanya.
Hmmhh, sekarang kita kembali ke Pak Sariban ya. Eh kalian pada penasaran dengan bagaimana Pak Sariban melakukan aksi gak? Hehehe, ternyata Beliau juga menggunakan pengeras suara (toa) untuk berbicara pada warga yang lewat. BTW, dia mengawali sosialisasinya dengan Assalamualaikum lho. Oh iya, Beliau juga berkampanye dengan cara yang kreatif. Lagu Cucak Rowo dia modifikasi.
Ada fakta luar biasa yang terungkap. Ternyata Pak Sariban pernah sengaja untuk pergi ke Singapura untuk studi banding ke Singapura dengan biayanya sendiri. Terus Beliau pernah mengajukan proposal dan surat untuk studi banding ke Jepang. Jawaban dari Menteri Sekretaris Negara (Mensetneg) keberangkatan Beliau ditunda karena uangnya tidak ada. (Wah, ke mana tuh uangnya? Red). Tujuan Beliau hanya untuk belajar lho dan menerapkan ilmunya ke Indonesia.
Harapan Beliau kepada Pak Ridwan Kamil adalah, “Untuk menciptakan Bandung Juara harus dimulai dari kebersihan lingkungannya.”
Selain Pak Tarno dan Pak Sariban ternyata ada satu lagi bintang tamu yang merupakan green entrepreneur. Namanya Merrie Elizabenth. Apa sih Green Entrepreneur itu? Ternyata itu adalah wirausaha yang memiliki fokus pada 3P (People, Profit, dan Planet). Contohnya adalah menggunakan plastik yang hasil daur ulang. Untuk Merrie sendiri dia membuat start up bernama Salt Up. Usahanya adalah membuat garam yang ramah lingkungan.
Dahsyat-dahsyat ya bintang tamunya. Terutama Pak Sariban dan Pak Tarno yang sudah tua, tetapi masih semangat! Deddy memberikan penutupan dengan cerita:
“Ada orangtua yang sudah tua dan karena tidak ada pekerjaan. Dia setiap hari duduk di pom bensin. Ketika saat itu ada orang dari luar yang bertanya bagaimana jika dia pindah ke kota itu. Kakek itu bertanya bagaimana situasi kotanya dulu. Terus orang itu menjawab bahwa kotanya tidak baik dan penuh kekurangan. Kakek itu menjawab ya kota ini juga seperti itu.
Lalu datang lagi orang kedua yang memiliki keinginan yang sama. Kemudian kakek itu bertanya hal yang sama pada orang itu. Kemudian orang tersebut menjawab bahwa kotanya dulu baik dan indah. Kakek itupun menjawab bahwa kota ini pun seperti itu.”
Hehe, coba temukan makna dari cerita tersebut ya! Hehehe.

Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :