Pages

Pemuda Islam Harus Cerdas = Mendapat Beasiswa dengan Ridho Orangtua



Gedung berukuran lumayan luas ini kembali ramai. Alhamdulillah, sudah lama aku tidak melihat gedung ini ramai lagi. Memang sejak sebelum Zuhur, beberapa orang yang aku yakin adalah panitia sibuk membereskan ruangan. Menyiapkan ini, itu, wah pokoknya mereka luar biasa. Ingin sekali sebenarnya aku membantu, tetapi apa daya aku hanya bisa diam di sini. Kelak ada saatnya aku bekerja, Kawan.

"Eiitt, tunggu, kenapa mereka keluar semua?"
"Oh, ternyata mereka mau melaksanakan kewajibannya dahulu."

Tidak berapa lama, peserta mulai berdatangan. Kursi-kursi mulai terisi dengan senyuman orang yang tidak sabar memetik buah ilmu dari acara ini. Aku pun sudah siap bekerja, kupantulkan cahaya ke arah layar yang kuambil dari laptop berstiker 'I Love Bandung' itu.

"Wuih, sudah lama aku tidak melakukan ini lagi."

Dari spanduk di belakang kursi yang nanti akan diisi oleh pembicara, aku mengetahui acara ini dilaksanakan oleh DKM FISIP Unpad dan Hima Ilmu Pemerintahan. Bentuknya Bedah Buku Beasiswa di bawah Telapak Kaki Ibu. Sepertinya penulisnya sudah datang. Di bangku paling depan aku melihat sosok yang sama dengan yang tertempel di spanduk. Ya, Kang Irfan Amalee.

"Aku harus melakukan tugasku dengan baik nih. Jangan sampai mengecewakan."'

Luar biasa, acara ini dimulai dengan Tilawah, dilanjutkan dengan menyanyi lagu Indonesia Raya. Kemudian, secara resmi dibuka oleh Kang Faris Mujahid, ketua DKM FISIP Unpad. Tidak lama setelah itu giliran Kang Gilang yang maju menjadi moderator dan memanggil Kang Donny yang rupanya adalah Presiden Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Saat itu Kang Donny berperan menjadi panelis dalam Bedah Buku. Setelah menyapa hangat Kang Donny, Kang Gilang memanggil Kang Irfan untuk maju.

Tepuk riuh bersambut dari bangku penonton saat kedua pembicara ini maju. Aku yang terpaku menghadap ke layar ini merasa merinding.

Kiri ke Kanan: Kang Gilang, Kang Irfan, dan Kang Donny


Pada awal sesi utama ini, Kang Donny memberikan komentar tentang buku ini. Menurutnya, bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat bagus. Dia sangat menyukai bagian saat Kang Irfan menceritakan bagaimana dia mendapat ridho Ibunya untuk kuliah di Amerika Serikat.

Setelah tanggapan dari Kang Donny, giliran Kang Irfan menjelaskan proses kreatif menulis buku ini. Ternyata pada awalnya Kang Irfan agak ragu ingin menuliskan pengalamannya selama berburu dan mendapat beasiswa Ford Foundation ini. Tetapi, akhirnya setelah Beliau memantapkan niat untuk berbagi ilmu akhirnya buku ini lahir.

Ini Talkshow lho! 
Acara berlanjut. Kali ini dengan sesi talkshow yang langsung dipimpin moderator kita, Kang Gilang. Pertanyaan pertama untuk Kang Donny. Dari jawabannya dapat diketahui ternyata jalan Kang Donny hingga bisa jadi seperti sekarang penuh dukungan dari orangtuanya yang ada di Bogor. Wah, dahsyat!

Pertanyaan berikutnya untuk Kang Irfan. Kang Gilang meminta Kang Irfan memberi sedikit tips untuk bisa lanjut S2 ke luar negeri dengan beasiswa.

Ini nih, kalau tidak salah Kang Irfan memberi tips yang intinya kita harus terus bergerak, berikhtiar, dan lebih siap.

1. Ikut Test TOEFL atau IELTS setiap bulan. Ini berguna untuk kita mengetahui kelemahan kita di tes tersebut.
2.  Buat paspor dari sekarang, meskipun belum tahu kapan berangkat ke luar negerinya. Ini nih, maksudnya bahwa kita harus lebih siap dari siapapun. Orang yang punya paspor akan dinilai lebih siap oleh Allah.
3.  Latihan membuat sebuah tulisan yang mengenalkan siapa diri kita. Dengan banyak latihan menulis, otomatis kita akan lebih “indah” dalam memperkenalkan diri kita sehingga pemberi beasiswa akan berpikir berulang kali untuk menolak kita. Atau tidak terpikir sama sekali.

Dari semua tips yang diberikan Kang Irfan, dia menekankan semua orang bisa pergi ke luar negeri. Namun, hanya sedikit yang pergi karena ridho Allah SWT yang berimplikasi langsung dengan ridho orangtua. Orang yang pergi tanpa dua ridho ini harus berhati-hati karena siapa tahu mereka justru akan bertambah jauh dari jalan kebaikan.

“Subhanallah, acara ini sungguh membuat aku tambah semangat.” Begitu kata Ketua Departemen Ilmy FISIP Unpad. Aku bisa mendengar suara hatinya, hehehe.

Para peserta sepertinya tidak sabar lagi untuk bertanya. Begitu dibuka sesi pertanyaan banyak pertanyaan yang mengalir. Mulai tentang makanan hingga mental block. Tidak terasa dengan dijawabnya semua pertanyaan acara ini pun selesai. Alhamdulillah. Aku merasa bersyukur bisa membantu menjadi proyektor di acara ini. Hehehe. Ini nih foto beberapa peserta dan panitia dengan Kang Irfan. :D

Panitia dan Peserta Bersama Kang Irfan Amalee

Jatinangor, 3 Juni 2014



Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :