![]() |
Penulis adalah pecinta Timnas Garuda Diehard sekali!!! Ayo Ngobrol soal Timnas di @Rio_Alfaj |
Kesempatan Indonesia untuk berlaga di Piala Asia 2015 sebagai runner up memang sudah tertutup. Setelah mengalami kekalahan ketiga dari timnas Cina hari Jumat yang lalu peluang Indonesia sangat berat untuk masuk ke putaran final Piala Asia 2015. Satu tempat yang diperebutkan oleh peringkat tiga terbaik dari setiap grup yang ada pun masih berat bagi tim asuhan Jacksen F. Tiago.
Atmosfer kurang gembira memang berhembus dari persepakbolaan Asia Tenggara. Dari lima tim yang masuk kualifikasi tidak ada satu pun yang berhasil menembus barikade tim-tim kuat dari Asia Barat, Timur, dan Tengah lainnya. Singapura, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Garuda semua kehilangan asa untuk berangkat ke Australia (tuan rumah Piala Asia) 2015 mendatang.
Kini masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua lini. Pertama adalah mereka yang masih optimis dengan penampilan Tim Garuda sementara yang kedua adalah mereka yang bersikap pesimis. Mari kita lupakan lini yang kedua, saat melihat permainan Boaz Salossa dan kawan-kawan di Stadion Shanxi, Xian, China kita seharusnya terus mendukung mereka. Saat bermain dengan keadaan yang tidak biasa dialami di Indonesia para punggawa Garuda berhasil merepotkan Si Naga.
Jiwa Garuda berhasil ditunjukkan oleh timnas senior hari Jumat lalu. Mereka tidak gentar menghadapi nama besar China, suhu dingin di bawah 90 Celcius, dan dukungan supporter China yang memadati stadion. Keberanian ini ditunjukkan baik dalam bertahan, mengolah permainan, hingga melakukan penyerangan. Lini belakang yang dikomandoi oleh Victor Igbonefo bermain disiplin dan tenang. Hal ini ditambah dengan penampilan cemerlang kiper I Made Wirawan. Meskipun, gawangnya berhasil dibobol China, I Made melakukan banyak penyelamatan.
Wilayah tengah timnas Garuda pun tidak bisa dikatakan buruk, Ahmad Bustomi dan pemain lainnya mampu membagi konsenterasi dalam meyerang dan bertahan. Mereka ikut jatuh bangun membantu pertahanan dan mulai berani membangun penyerangan di babak kedua. Banyak yang mengatakan bahwa keputusan Garuda untuk keluar menyerang pertahanan Si Naga waktu itu terlambat, tetapi perlu diingat bahwa mereka bermain di bawah situasi yang menuntut untuk menjaga fisik mereka agar tetap fit. Perjuangan lini tengah Indonesia juga ditopang oleh semangat Titus Bonai dan jenderal penyerangan lainnya. Mereka terus berlari dan beberapa kali mengancam gawang China yang dikawal oleh Zheng Cheng. Beberapa kali kiper yang sempat bermain di Persebaya ini harus berjibaku menyelamatkan gawangnya dari kebobolan.
Semangat anak-anak bangsa ini belum berhasil membawa kabar gembira pada masyarakat Indonesia karena hingga peluit akhir dibunyikan China masih memimpin 1-0. Kekalahan yang terjadi di kandang Naga harus segera dilupakan dan dijadikan pembelajaran. Garuda masih punya dua pertandingan lagi yaitu menghadapi Singa Mesopotamia (Irak) Selasa 19 November 2013 dan The Green Falcons (Arab Saudi) di kandang Arab Saudi 5 Maret 2014.
Saat kedatangan Singa Mesopotamia nanti, Merah-Putih akan bertanding tanpa penonton. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk membuktikan pada pendukung timnas bahwa mereka masih punya semangat Garuda di dada. Peluang untuk berlaga di Piala Asia 2015 memang sudah sulit, tetapi dengan memberikan permainan yang terbaik, moral bangsa ini akan terangkat. Indonesia sedang berusaha bangkit dari keterpurukannya. Ingat saat pemain-pemain terbaik tidak bisa mengisi pos timnas karena adanya kisruh internal PSSI, hari ini hal itu sudah tidak ada lagi. Putra-putra terbaik sedang berusaha membangun jati diri sang juara lagi.
Ujian atas kesungguhan mereka akan hadir di pertandingan melawan Irak di kandang sendiri. Jutaan pasang mata masyarakat Indonesia memang tidak akan menyaksikan langsung penampilan mereka, tetapi mereka akan terus menonton seraya berdoa agar Indonesia bisa memberikan yang terbaik. Junior mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk Sea Games juga akan memetik pelajaran semangat garuda dari pertandingan ini. Timnas U-19 yang sedang melaksanakan training center (TC) di Kota Batu akan menjadikan mereka panutan karena kelak merekalah yang akan meneruskan estafet timnas ini.
Bermain dengan sekuat tenaga dan penuh semangat adalah hal yang harus dilakukan oleh prajurit Garuda sekarang. Semangat mereka dalam menatap setiap pertandingan akan berdampak positif ke berbagai pihak. Masyarakat Indonesia akan semangat mendukung timnas Garuda jika mereka tampil maksimal ala semangat Garuda tidak peduli hasilnya nanti. Adik-adik mereka yang sedang berjuang meniti prestasi di Sea Games (U-23) dan Piala Asia U-19 2013 (U-19) juga akan berusaha tampil maksimal seperti kakaknya. Dan tentu saja dengan bermain militan ala Garuda, kepercayaan diri dan kekompakan pemain Timnas Senior sendiri akan berkembang.
Garuda senior akan memiliki hajat besar tahun 2014 mendatang di Piala AFF. Bermain dengan sepenuh hati dan semangat akan meningkat moral pemain. Indonesia berpeluang besar untuk kembali menjadi Macan Asia. Peluang besar ini harus terus dipupuk oleh pemain, pelatih, pemerintah, dan tentunya kita, masyarakat Indonesia, dengan memberikan doa dan dukungan tiada henti. Ingatlah cita-cita untuk melihat Garuda berjaya adalah cita-cita bersama kita.
No comments:
Post a Comment
Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :