Pages

Film Mempengaruhi Mental Anak

Assalamualaikum Sahabat Sinwas.
Bagaimana kabarnya? Semoga luar biasa baik ya. Teman-teman sebelumnya mari kita berdoa untuk sahabat-sahabat luar biasa kita di Jakarta. Banjir memang merendam Jakarta, namun semoga semangat mereka tidak terendam begitu saja. 

Teman-teman juga tetap semangat ya. Oh ya, teman, buku apa yang sedang teman-teman baca sekarang? Itu adalah pertanyaan yang sering ditanyakan saat saya sedang berkumpul dengan teman-teman Forum Lingkar Pena. Kalau pertanyaannya dibalik, sekarang aku sedang membaca dua buku yang bagus sekali Kawan.

Sebenarnya buku ini adalah buku favoritku sewaktu kecil, namun kesukaanku kepada mereka berdua tidak lekang oleh waktu. Buku ini adalah Detective Conan dan Goosebumps. Saat masih kecil, komik dan cerita ini menemani aku, Bayu, Caca, dan Debby tumbuh bersama. Cerita yang merangsang perkembangan otak agar semakin cerdas. Anehnya, sekarang aku mulai khawatir melihat film-film yang ditonton oleh "adik-adikku". Mereka sama sekali tidak menemukan ketegangan yang pas untuk usia mereka. Kalaulah diingat masa saat aku beranjak dewasa aku masih bisa menikmati bagaimana membangkitkan semangat dari film Digimon, belajar agar tidak mudah menyerah dengan keadaan dari film Offside, belajar bekerja sama di film Hunter X Hunter, dan tertawa bersama Chibi Maruko Chan ataupun Doraemon, serta tidak lupa film-film lain yang mendidik.

Sekarang film-film yang akrab di depan anak-anak kurang sesuai dengan usia mereka. Perkembangan genre  usia film yang mereka tonton terlalu cepat. Hal ini akan membuat mereka dewasa terlalu cepat. Tentunya hal ini berbahaya bagi perkembangan mental mereka. Ini bukan omong kosong, setidaknya menurut hematku, kemampuanku untuk menciptakan zona kompetitif dalam kehidupan yang nyaman adalah buah dari Detective Conan yang ditakdirkan Allah untuk ku baca. Bayangkan apakah bisa mental anak-anak tumbuh sehat saat mereka dewasa nanti jika mereka akrab dengan tema-tema percintaan, permusuhan, dan tema-tema dewasa yang terlalu menidurkan mereka dalam zona nyaman yang sebenarnya not comfortable at all. Celakanya anak-anak belum bisa menyadari itu. Jadi siapa yang sudah sadar sekarang?

Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :