Eufemisme
dalam Bahasa Sunda
Fungsi tingkat tutur adalah memberikan gambaran
mengenai tingkat sopan santun. Eufemisme itu penghalusan kata dalam karya
sastra. Eufemisme bisa terlihat dari perbedaan bahasa yang digunakan. Misalnya
dalam sebuah tulisan, seseorang yang awalnya memaki-maki menggunakan bahasa
yang kurang baik (kasar) karena mobilnya mogok, tetapi saat bertemu dengan
orang untuk bertanya dia menggunakan bahasa yang halus. eufemisme selain dengan
kata-kata bisa juga menggunakan cara yang lain. Misalnya dengan menggunakan
adegan atau peristiwa dalam cerita.
Eufemisme banyak ditolak oleh remaja. Ada sumber
yang mengatakan bahwa eufemisme adalah turunan dari feodal. Sebenarnya pendapat
itu salah karena sebenarnya eufemisme itu mencerminkan peradaban kebudayaan
Indonesia. Budaya Indonesia itu adalah budaya nusantara. Salah satu budaya
Nusantara adalah budaya Sunda. Bisa berbicara bahasa asing bukan tidak boleh,
tetapi kita harus paham mengenai budaya yang kita miliki.
Pesan dari Pembicara:
- · Ilmu itu tidak berat dibawa ke mana-mana. (Ilmu teu abot dibabawa ke mana-mana)
- · Insya Allah apabila kita memiliki ilmu, kita akan mendapat banyak panggilan untuk mengamalkan ilmu.
- · Ilmu itu tanggung jawabnya lahir batin. Karena apabila kita salah memberi ilmu, ada kemungkinan kesalahan itu diwariskan.
- · Mencari ilmu dari orang galak, itu baik. Saya pernah berguru ke sebuah universitas di German, dia bertemu dengan orang yang tepat waktu, tepat tugas, dan tegas.
- · Ilmu dan data seta teori harus disiapkan untuk mengikui skripsi, Tesis, dan disertasi, agar tidak terlalu lama. Semangat!!! ^_^
- · Ilmu yang kita punya bisa ditulis dalam bahasa asing untuk diperkenalkan kepada warga negara lain.
- · Orang luar negeri itu, mencari hal-hal lain yang berbeda dari sesuatu yang dimiliki dalam negaranya.
- · Ci artinya air. Ci itu berasal dari bahasa China.
- · Di Thailand ada bahasa untuk raja, teman, dan orang-orang lainnya.
- · Bahasa Sunda diresmikan sejak tahun 1912 oleh Belanda.
- · Silih asih, silih asah, silih asuh. Saling mengasihi, saling mengasah, saling mengasuh.
- · Kata para alim ulama itu salah, karena alim itu guru yang tunggal, ulama guru yang jamak, dan para itu sudah banyak.
- · Perbedaan kita dengan negara maju adalah kita sering kehilangan momentum dan tidak fokus. Seperti saat kita ingin menulis sesuatu tetapi, terganggu oleh kegiatan yang kurang baik.
No comments:
Post a Comment
Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :