Pages

Dingin yang Hangat di Taman Ilmu

Dinginnya hawa sangat terasa. Mungkin karena sekarang sedang musim hujan di sini. Sekarang saya sedang termenung bersama Lala di Taman Ilmu, tentunya bersama dengan anak-anak yang lain, mereka sedang bermain ramai. Ramai sekali, mereka bermain dengan senangnya. Senyum mereka memberikan semangat lebih padaku. Saya dan Lala agak sedikit bingung bagaimana memulai siang itu bersama anak-anak. Gunung Geulis menjulang memperhatikan saya dan Lala yang kebingungan. Di tengah kebingungan kami, anak-anak sedang bermain, permainannya "Saya orang kaya, saya orang miskin". Keributan mereka seakan tidak terdengar di telinga saya dan Lala.

Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian dan keceriaan kami berdua ikut nimbrung bermain dengan mereka. Sedikit gila tapi baik. Saya jadi teringat perkataan "Rio" Pengajar Muda dari Malang saat Taman Ilmu mengadakan diskusi hangat dengan pengajar muda Indonesia Mengajar, "Guru itu harus agak gila, supaya bisa lebih mudah diterima oleh muridnya." Haha, tidak salah dan terbukti dalam praktiknya. Setelah bermain sebentar, kami bersama anak-anak sepakat untuk membuat karya seni. Karya ini akan dikumpulkan untuk nilai kesenian mereka. 

Saya membantu membuat sapu lidi, sementara Lala mengajak adik-adik yang lain yang masih kecil untuk bernyanyi bersama. Lagu indah terdengar saat saya dan adik Ridwan serta adik Yuni meninggalkan PAUD untuk berburu lidi. Di belakang kami bertiga mengekor, Tengku dan Roshita, mereka sekarang masih kelas V SD. Kisah mereka, mereka juga harus membuat karya, tetapi bahan dasar yang dipakai harus dari stik es krim. Bingung kembali menyerang.

Tiba-tiba cell phone saya bergetar, ternyata Opik teman saya mengirim SMS. Ia mengabarkan akan segera menuju ke lokasi Taman Ilmu. Sumringah di hati, berbuah manis di pikiran. Saya menelepon Opik untuk minta bantuannya membelikan stik es krim untuk dua anak yang penuh semangat ini. Mendengar Kang Opik akan datang Tengku dan Shita bersorak dan langsung pulang menuju rumahnya untuk mengambil gunting dan lem. Helaan nafas lega keluar bersamaan dengan rasa syukur. Sekarang, perburuan lidi dapat dilanjutkan.

Lidi dapat, kami kembali berjalan menuju Taman Ilmu yang berlokasi di PAUD Bunda Hajar. Di jalan kedua anak ini memberikan soal-soal kepadaku. Soalnya tidak susah kawan, tentang bahasa Sunda. Peraturannya mereka menyebutkan kata Sunda saya harus menjawab artinya. Tidak susah. Ada untungnya saya tiga tahun berguru di Cianjur. ^_^ Berguru di sini memiliki makna yang sebenarnya ya. Alhasil, semua kata Sunda berhasil saya jawab, ya meskipun terkadang mereka tertawa karena jawabanku salah. Tetapi, menurut hemat saya mereka telah berhasil membangkitkan ingatan indah saya mengenai Cianjur. 

Sampai di PAUD, Lala sedang sibuk bernyanyi bersama anak-anak yang lain. Merdu, merdu terdengarnya. Kami duduk dan mulai membuat sapu lidi. Tidak lama kemudian Shita dan Tengku datang disusul Opik yang datang dengan membawa stik es krim. Mereka mengerubungi Opik dan mulai berimajinasi. Ya, hal kecil yang kadang dilupakan orang, imajinasi. Kedatangan Opik disusul oleh Faris, Frida, Ayu, Rosi, dan Fitri. Kedatangan mereka membawa angin segar bagi anak-anak. 

Hujan turun, tetapi tidak membuat semangat kami membeku. Anak-anak dengan ributnya sibuk dengan aktivitas masing-masing bersama kakak yang mereka mulai kenal akrab beberapa bulan ini. Ada yang menggambar, menyanyi, bermain, membuat sapu lidi, membuat karya dari stik es, dan membuat karya dari sabun. Semuanya tersenyum. Dahulu saya sempat membayangkan suasana indah macam apa yang tidak bisa membunuh kreatifitas, ternyata saya menemukannya sekarang.

Hawa dingin mulai menusuk jaket saya yang tebal, hujan semakin deras turun, tetapi anak-anak masih semangat untuk belajar bersama di sini. Namun waktu yang harus memisahkan kebahagiaan ini, anak-anak harus pulang dan belajar kembali di rumah. Setelah menuruni tangga dan berpamitan pulang, anak-anak tadi memberikan gambaran di hati saya. Melihat sosok punggung mereka yang berjalan memegang payung untuk pulang, saya melihat sosok saya sewaktu kecil ada di sana. Ya, seperti mereka. :)

Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :