Rio Alfajri

Analysis on The Unbalance Spread of Interest Rate of Savings and Loans at Commercial Banks When Discount Rate Policy Applied

(Analisis terhadap Ketidakseimbangan selisih bunga tabungan dan Pinjaman Pada bank Umum Saat berlakunya Kebijakan Suku Bunga)

Dewasa ini masalah perekonomian adalah masalah yang paling banyak diperhatikan oleh semua golongan. Mengapa? Karena perekonomian yang sehat berarti akan mendekati apa yang dicita-citakan kaum historis (Adam Smith) yang sampai sekarang masih dicita-citakan oleh kaum yang hidup di jaman Neo-Keynesian. Tidak mudah memang, bahkan Negara berjuluk adikuasa Amerika Serikat pun bulan Agustus lalu baru mengalami permasalahan di perekonomian mereka. Nilai kurs US dollar terhadap mata uang lain termasuk rupiah menurun drastis. Menurunnya kurs tentu saja mengganggu perekonomian negara nomor wahid tersebut.

Bagaimana dengan Indonesia, apakah pernah mengalami masalah seperti yang dialami oleh Amerika Serikat? Tentu pernah , bahkan dapat dikatakan sering. Yang termahsyur tentu tahun 1998. Perekonomian anjlok seiring anjloknya nilai tukar rupiah terhadap US dollar dari Rp 2000/US$ hingga mencapai Rp 16.000/US$. Keadaan tersebut telah memicu pergantian rezim pemerintahan Indonesia dari orde Baru menjadi orde Reformasi. Pemerintahan reformasi yang menggantikannya memiliki tugas berat untuk memulihkan perekonomian bangsa Indonesia.

Apa langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah reformasi saat itu? Saat menghadapi masalah berat mulai dari anjloknya kurs tukar rupiah terhadap dolar hingga Rp 1 = US $ 16000, hutang Indonesia yang semakin menumpuk, isu akan kaburnya para investor asing dari Indonesia, belum lagi krisis moral yang terjadi akibat warisan gaya pemerintah orde baru. Anjloknya kurs rupiah terhadap dollar karena ulah spekulasi di pasar valuta asing. Apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi ulah spekulan tersebut? Ternyata pemerintah melalui peranan Bank Indonesia menaikan suku bunga deposito hingga mencapai 60-80% /tahun. Pertanyaannya dengan tingkat bunga setinggi itu, apakah masih ada dunia usaha yang mau meminjam uang secara menguntungkan, mengingat tingkat keuntungan usaha hanya berkisar antara 15-20%. Artinya, jikalau perbankan memberikan bunga pinjaman lebih rendah daripada bunga simpanan maka akan terjadi negative spread.