Pages

Dulmatin tewas, angkat topi untuk Polri!

Kapolri Bambang Hendarso Danuri memastikan Dulmatin, gembong teroris yang keahliannya disebut-sebut di atas Dr Azhari sekaligus buron di Filipina, telah tewas tertembak dalam penyergapan oleh Densus 88 di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Kapolri lalu menunjukkan tiga gambar kepala dengan nomor L/P/001, L/P/002, dan L/P/003. Mereka teridentifikasi sebagai Yahya Ibrahim alias Mansyur atau Dulmatin yang berperan sebagai pemasok senjata dan amunisi serta membiayai kegiatan teroris senilai Rp500 juta. Ia juga merupakan perakit bom andal yang kemampuannya berada di atas Dr Azhari. Ia tewas tertembak dengan senjata api di tangannya. Sementara itu, dua orang lainnya yang juga tertembak mati yakni Ridwan dan Ibrahim. "Mereka adalah pengawal Dulmatin," terang Kapolri. Dalam penyergapan kemarin, tim Densus 88 juga menemukan berbagai barang bukti, di antaranya tiga remote control pengendali bom dalam jarak jauh, lima lembar gambar rangkaian bom yang telah dipersiapkan, slip penukaran mata uang peso pada 2003 di money changer di Menteng, KTP, ponsel, paspor yang dikeluarkan pihak Imigrasi Jaktim. Lalu ada juga pistol revolver kaliber 38 beserta pelurunya dan jenis FM yang bukan buatan Indonesia. Ada juga SIM card yang dibeli di Aceh lalu handycam dan notebook serta dokumen lainnya yang tak dapat diungkapkan pihak Polri. Semua itu telah disita pihak Polri. Kepala Tim Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokes) Mabes Polri menjelaskan penyelidikan terhadap para korban menggunakan metode indentifikasi internasional. "Dari tahi lalat, alis mata, dan bentuk dagu, semuanya cocok. Setelah itu, ada pengambilan data primer yakni pengambilan sidik jari dan DNA. "Polri sudah punya database DNA para pelaku kriminal. Untuk itu, kami pun mencocokkan DNA ketiga korban dengan DNA istri dan anaknya. Dinyatakan, "Jenazah nomor 001 match 100% dengan profile DNA di database kami dengan keakuratan 100% dan tingkat kesalahan 1:100 ribu triliun." Kapolri melanjutkan, "Dengan tingkat keakuratan 100%, jenazah nomor 001 adalah Dulmatin alias Yahya alias Masyur alias Joko Pitono." Dalam keterangan resminya itu, Kapolri tidak memberi kesempatan tanya jawab lebih untuk para wartawan. Ia pun tak bersedia memberikan penjelasan apakah Dulmatin memiliki agenda kegiatan terorisme terkait dengan rencana kedatangan Presiden AS Barack Obama pada bulan ini.

Rio

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Ikutlah berdiskusi disini, amalkanlah ilmu kalian :